Diabetes Tipe 2 adalah kondisi yang umum terjadi. Sekitar 20 juta orang di Indonesia mengidap diabetes, dengan 97-98% mengidap diabetes Tipe 2.
Timbulnya diabetes Tipe 2 dapat terjadi secara bertahap, dan gejalanya bisa ringan pada tahap awal. Akibatnya, banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini.
Pada artikel ini, kita akan membahas tanda dan gejala awal diabetes Tipe 2 dan pentingnya diagnosis dini. Kami juga membahas faktor risiko untuk mengembangkan kondisi ini.
TANDA DAN GEJALA AWAL DIABETES TIPE 2
Tanda dan gejala awal diabetes Tipe 2 dapat diantaranya :
1. Sering Buang Air Kecil
Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal berusaha membuang kelebihan gula dengan menyaringnya dari darah. Hal ini dapat menyebabkan seseorang perlu buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari.
2. Meningkatnya Rasa Haus
Seringnya buang air kecil yang diperlukan untuk menghilangkan kelebihan gula dari darah dapat menyebabkan tubuh kehilangan air tambahan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan membuat seseorang merasa lebih haus dari biasanya.
3. Sering Merasa Lapar
Penderita diabetes sering kali tidak mendapatkan energi yang cukup dari makanan mereka. Sistem pencernaan memecah makanan menjadi gula sederhana yang disebut glukosa, yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar. Pada penderita diabetes, tidak cukup banyak glukosa yang berpindah dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, penderita diabetes Tipe 2 sering merasa selalu lapar, terlepas dari seberapa lama mereka baru saja makan.
4. Kelelahan
Diabetes Tipe 2 dapat memengaruhi tingkat energi seseorang dan menyebabkan mereka merasa. Kelelahan akibat diabetes terjadi karena kurangnya gula yang bergerak dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh.
5. Penglihatan Kabur
Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, yang dapat menyebabkan penglihatan kabur. Hal ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata.
Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan pembengkakan lensa mata. Hal ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, tetapi akan membaik ketika kadar gula darah menurun.
Jika penderita diabetes tidak melakukan pengobatan, kerusakan pada pembuluh darah ini dapat menjadi lebih parah, dan pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen.
6. Penyembuhan Luka Dan Luka Yang Lambat
Kadar gula yang tinggi dalam darah dapat merusak saraf dan pembuluh darah tubuh, yang dapat mengganggu sirkulasi darah. Akibatnya, luka kecil sekalipun dapat memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk sembuh. Penyembuhan luka yang lambat juga meningkatkan risiko infeksi.
7. Kesemutan, Mati Rasa, Atau Nyeri Pada Tangan Atau Kaki
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi sirkulasi darah dan merusak saraf. Pada penderita diabetes Tipe 2, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit atau sensasi kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.
Kondisi ini dikenal sebagai neuropati. Hal ini dapat memburuk dari waktu ke waktu dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius jika seseorang tidak mendapatkan perawatan untuk diabetesnya.
8. Bercak-Bercak Kulit Yang Lebih Gelap
Bercak-bercak kulit yang lebih gelap yang terbentuk pada lipatan leher, ketiak, atau selangkangan juga dapat diakibatkan oleh diabetes. Bercak-bercak ini mungkin terasa lembut dan seperti beludru. Kondisi kulit ini dikenal sebagai acanthosis nigricans.
9. Gatal Dan Infeksi Jamur
Kelebihan gula dalam darah dan urin menyediakan makanan bagi ragi, yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi jamur cenderung terjadi pada area kulit yang hangat dan lembab, seperti mulut, area genital, dan ketiak. Area yang terkena biasanya terasa gatal, tetapi seseorang mungkin juga mengalami rasa terbakar, perubahan warna kulit, dan nyeri.
Baca juga : Apa itu Diabetes? Ini Dia 4 Jenis Diabetes yang Paling Sering Dialami
PENTINGNYA DIAGNOSIS DINI
Mengenali tanda-tanda awal diabetes Tipe 2 dapat memungkinkan seseorang mendapatkan diagnosis dan pengobatan lebih cepat.
Mendapatkan pengobatan yang tepat, melakukan perubahan gaya hidup, dan mengendalikan kadar gula darah dapat sangat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang serta mengurangi risikonya komplikasi.
Tanpa pengobatan, kadar gula darah yang tinggi secara terus-menerus dapat menyebabkan komplikasi yang parah dan terkadang mengancam jiwa, termasuk:
- Penyakit Jantung
- Stroke
- Kerusakan Saraf, Atau Neuropati
- Masalah Kaki
- Penyakit Ginjal, Yang Dapat Menyebabkan Seseorang Membutuhkan Dialisis
- Penyakit Mata Atau Kehilangan Penglihatan
- Masalah Seksual
Menjaga kadar gula darah tetap terkendali sangat penting untuk mencegah beberapa komplikasi ini. Semakin lama kadar gula darah tidak terkendali, semakin tinggi risiko masalah kesehatan lainnya. Diabetes yang tidak diobati juga dapat menyebabkan sindrom hiperglikemik hiperosmolar (HHS), yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang parah dan terus-menerus. Penyakit atau infeksi biasanya akan memicu HHS, yang dapat memerlukan rawat inap. Komplikasi mendadak ini cenderung memengaruhi orang yang lebih tua.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO DIABETES TIPE 2
Siapa pun dapat terkena diabetes Tipe 2, tetapi faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang. Faktor-faktor risiko ini meliputi :
- Berusia 45 Tahun Atau Lebih Tua
- Menjalani Gaya Hidup Yang Tidak Banyak Bergerak
- Memiliki Kelebihan Berat Badan Atau Obesitas
- Makan Makanan Yang Tidak Seimbang
- Memiliki Riwayat Keluarga Dengan Diabetes
- Memiliki Sindrom Ovarium Polikistik
- Memiliki Riwayat Medis Diabetes Gestasional, Penyakit Jantung, Atau Stroke
- Memiliki Pradiabetes
- Keturunan
Sumber gambar : Pexels/ PhotoMIX Company